Seorang anak tumbuh dalam keluarga yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional dan religius. Namun, ketika ia memasuki masa remaja, ia mulai berinteraksi dengan kelompok teman sebaya yang memiliki pandangan lebih liberal dan terbuka terhadap gaya hidup modern. Hal ini seringkali menimbulkan konflik nilai dalam dirinya. Bagaimana sosiologi menjelaskan konflik nilai yang dialami remaja tersebut dalam konteks agen sosialisasi?

Hal ini merupakan bentuk sosialisasi primer yang tidak konsisten dengan sosialisasi sekunder.

Sebuah penelitian tentang mobilitas sosial di Indonesia menunjukkan bahwa pendidikan tinggi menjadi faktor krusial bagi individu untuk naik kelas sosial. Namun, akses terhadap pendidikan tinggi berkualitas masih sangat ditentukan oleh latar belakang sosial-ekonomi keluarga. Berdasarkan temuan ini, bagaimana Anda mengevaluasi peran lembaga pendidikan dalam mengurangi ketimpangan sosial?

Lembaga pendidikan justru mereproduksi ketimpangan sosial yang ada karena akses yang tidak setara.

Pertanyaan 1